Sponsor: | Running Text Running Text Running Text Running Text This blog |

Indahnya Hubungan Pasca Pertengkaran

Semua pasangan pernah bertengkar. Bagaimana cara mereka berbaikan lagi, itu yang penting, kata terapis pernikahan di New York, Jane Greer. Menurutnya, metode yang digunakan ketika berbaikan dapat menjadi patokan apakah suatu hubungan akan berjalan sukses atau malah berubah jadi bencana.

Tidak bersikap memusuhi

Saat pertama bertemu lagi setelah pertengkaran hebat, kebekuan di antara Anda berdua perlu dicairkan dahulu. Boleh tawarkan kepadanya kopi atau teh, atau apakah mau dibuatkan makanan.

"Sikap yang 'seperti biasa' kadang melenturkan ketegangan dan membantu memperkuat ikatan cinta yang memang ada," kata Greer.

Minta maaf

Jika Anda sempat mengatakan atau melakukan sesuatu yang menyakitkan dia waktu bertengkar, Anda harus minta maaf. Ini tidak berarti mengaku salah. Ini menunjukkan bahwa Anda punya itikad baik.

"Permintaan maaf untuk kelakuan buruk yang Anda lakukan yang turut memicu pertengkaran, dapat membuka jalan ke arah diskusi yang sehat," kata Sharon Wolf, penulis buku How to Stay Lovers for Life. "Dengan memulai inisiatif, suami akan mendengarkan apa yang ingin Anda ungkapkan". Hal ini memungkinkan dia untuk juga minta maaf, mengakui kesalahannya tanpa kehilangan muka.

Bantuan orang ketiga

Jika sumber pertengkaran adalah sesuatu yang 'berat', semisal salah satu dari Anda dipindahtugaskan ke lain kota, lebih baik diskusikan dahulu. Beberapa masalah tertentu memang perlu waktu untuk mengatasinya, dan Anda tentu tidak menginginkan perang dingin berlangsung terus. Kadang-kadang, orang ketiga bisa membantu. Sepasang suami-istri menginginkan anak, maka istri berniat berhenti kerja. Tapi suami khawatir pendapatan keluarga berkurang karena ia sendiri baru saja memulai bisnisnya. Suami kemudian meminta saran kakaknya. Saran yang diterima mereka adalah agar niat memiliki anak diteruskan, istri tetap bekerja tapi paruh waktu, dan suami agar menunda perluasan usaha untuk sementara.

Jangan ingin menang

Jangan berpikir siapa yang menang, siapa yang kalah dalam pertengkaran dengan pasangan Anda.

Anda menang hanya jika hubungan dengannya bisa tetap baik setelah pertengkaran. Priska yang pernah lima tahun menikah, berkata, "Dalam pertengkaran, saya sering mengungkit-ungkit kesalahan dia di masa lalu untuk menunjukkan bahwa saya tahu mana yang benar. Tapi, selalu menjadi yang benar ternyata menghancurkan hubungan kami." Mereka berpisah tahun lalu.

Jangan diamkan saja

Anda ingin suami mengerti mengapa Anda marah. Bagaimana bisa kalau Anda diam saja? "Mengacuhkan dia hanya akan merenggangkan jarak di antara Anda berdua dan tidak akan membuatnya mengerti apa yang membuat Anda marah," kata Greer.

Apabila justru dia yang diam saja tapi bersikap memusuhi, maka Anda perlu mengonfrontasikannya. Katakan, "Tolong katakan apa yang mengganggumu," saran Greer. Jika dia tetap bungkam, tulis memo singkat yang mengatakan bahwa Anda rindu padanya dan ingin bicara.

Maafkan dia

Menuntut permintaan maaf terus-menerus hanya akan memperpanjang pertengkaran. Sebuah permintaan maaf harus dibarengi komitmen untuk tidak mengulangi kesalahan itu.

"Ketika baru menikah, kami sering bertengkar", kata Joni, 28 tahun. "Saya memang ceroboh dan saya minta maaf untuk kekacauan yang terjadi. Tapi istri saya malah tambah rewel dengan keluhan-keluhan lain. Akhirnya saya katakan kepadanya bahwa saya tidak bisa mengalah untuk semua hal. Dia langsung menyadari kesalahannya dan berjanji akan berhenti mengeluh jika saya mau berusaha menjaga kebersihan rumah".

Jangan tidur sambil marah

Apapun yang terjadi - saling membanting pintu, saling memaki - Anda berdua tetap perlu membuat kesepakatan sebelum tidur. Kalau persoalan belum selesai dan hati masih terasa sakit, tidak perlu memaksa diri untuk bercinta. Lebih baik katakan, "Saya pikir kita bisa menyelesaikan persoalan ini, tapi sekarang lebih baik istirahat dulu supaya besok bisa menyelesaikan dengan pikiran lebih jernih". Peluklah dia, beri kecupan hangat. Dengan cara ini, pertengkaran tidak berkembang menjadi permusuhan yang menimbulkan dendam dan semua pihak bisa tidur.

Tambahkan bumbu cinta

"Tidaklah cukup jika hanya menggumamkan kata maaf. Anda perlu membumbuinya dengan sikap atau ucapan yang menunjukkan rasa cinta," kata Wolf.

Menghabiskan waktu bersama -dengan jalan-jalan berdua atau makan malam berdua- akan menolong pasangan memfokuskan diri pada kesadaran betapa manisnya hubungan mereka sebenarnya. Demikian menurut penulis buku When Talking Makes Things Worse!, David Stiebel. Daripada bertengkar, lebih baik memperbesar pikiran bahwa kalian saling mencintai.

Sumber: http://www.kapanlagi.com/a/kembali-hangat-setelah-pertengkaran.html

Bagikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




close